Catatan peringatan hari air sedunia 2017 : Waste Water
“AKSI KITA PULIHKAN KUALITAS SUMBERDAYA AIR”
Tanpa air tidak ada kehidupan di dunia ini, manusia, hewan dan tumbuhan memerlukannya untuk kelangsungan hidupnya. Air yang merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, dalam kenyataannya perilaku manusia dalam pemanfaatannya jauh dari unsur-unsur berkelanjutan. Perkembangan aktivitas manusia baik di perdesaan maupun perkotaan turut serta dalam mencemari air permukaan maupun air tanah. Kondisi ini telah membawa pada persoalan bahwa sumberdaya air mengalami permasalahan baik kuantitas yang semakin berkurang dan kualitasnya yang semakin menurun, dan ini semakin memberatkan langkah dalam memperbaiki sumberdaya air sebagai sumberdaya yang dapat diperbaharui.
Dua aspek yang menjadi parameter dalam keberhasilan pengelolaan air yaitu dari sisi kuantitas air dan dari sisi kualitas air. Kualitas air yang baik nyatanya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik. Mengapa demikian? Contohnya saja jika air yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan diri tercemar, maka dapat menimbulkan penyakit khususnya penyakit kulit pada manusia yang memanfaatkannya. Contoh lainnya jika air sungai tercemar, maka kuantitas dan kualitas hasil budidaya perikanan yang memanfaatkan air sungai juga akan menurun, kemanfaataan bagi manusia yang memanfaatkannya pun menurun.
Mengapa ada hari peringatan air sedunia?
Nah, mengingat pentingnya air bagi kehidupan kita, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan satu hari pada setiap tahunnya yakni tanggal 22 Maret sebagai Hari Air Sedunia. Peringatan hari air sedunia (world water day) yang mulai diperingati sejak tahun 1994 selalu membawa pesan penting bagi manusia. Terutama isu-isu yang aktual terkait permasalahan air yang menjadi fenomena global. Tema yang diangkat dalam peringatan hari air sedunia tahun 2017 yaitu Waste Water (Air Limbah). Mengingatkan kembali bahwa air limbah menjadi permasalahan dunia saat ini, ya itulah salah satu pesannya, dengan harapan peringatan ini bisa membangkitkan semangat dan tanggung jawab bersama dalam menangani permasalahan terkait dengan kualitas sumberdaya air. Sehingga peringatan ini bukanlah agenda seremonial akan tetapi butuh langkah-langkah konkrit dalam penanganannya. Pada hari peringatan tersebut, berbagai kelompok masyarakat mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan manfaat bagi lingkungan khususnya sumberdaya air dengan harapan masyarakat lainnya akan ikut tersadar, peduli, memahami pentingnya sumberdaya air bagi kehidupan, dan kemudian melakukan aksi-aksi nyata untuk memelihara, meningkatkan kualitas serta kuantitas air, serta mengelola sumber-sumber air bersih secara berkelanjutan.
Melihat kondisi bumi kita saat ada dua potret ketimpangan akan sumberdaya air, di satu sisi masih banyak terdapat masyarakat yang belum memiliki akses pada sumberdaya air bersih dan disisi lainnya meningkatnya sumberdaya air yang tercemar. Kewajiban kita dalam mendukung pembangunan berkelanjutan untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menjaga dan meningkatkan kuantitas serta kualitas air di bumi. Memelihara dan meningkatkan kualitas serta kuantitas air bukan merupakan hal yang mudah tetapi juga bukan hal mustahil untuk dilakukan. Namun yang pasti, usaha ini membutuhkan partisipasi semua elemen pembangunan yang ada, yang terkoordinasi, terintegrasi dan berkomitmen penuh dalam memelihara sumberdaya air. Tidak perlu dengan hal-hal besar, memelihara air dapat dimulai dengan melakukan hal-hal kecil terlebih dahulu. Hanya dengan mengubah sedikit kebiasaan hidup kita, maka kita dapat turut berkontribusi untuk sumberdaya air yang lebih baik.
Aksi apa yang bisa kita lakukan untuk pulihkan kualitas sumberdaya air?
Aksi apa yang bisa lakukan dalam menjaga kualitas sumberdaya air, diantaranya, Pertama, hematlah dalam penggunaan air. Menghemat air merupakan hal yang paling mudah untuk dilakukan dalam menjaga dan memelihara kuantitas air. Dengan menghemat penggunaan air maka kita telah ikut serta dalam menambah cadangan air di masa depan. Penghematan penggunaan air dapat dilakukan pada berbagai kegiatan yang membutuhkan air pada pelaksanaannya, misalnya mengganti gayung mandi dengan shower, menutup keran air saat tidak digunakan, memperbaiki pipa yang bocor sesegera mungkin sehingga tidak banyak air yang terbuang, dan menggunakan kembali limbah air selagi masih bisa seperti menggunakan air bekas cucian beras untuk menyiram tanaman dan menggunakan air bekas mencuci untuk menyiram toilet. Dengan menghemat air kita telah berusaha menjaga kuantitas air serta mengurangi mencemari sumberdaya air dari aktivitas yang kita lakukan.
Kedua, kelola sampah yang berkelanjutan. Aksi kecil yang terlihat sepele dan sering diabaikan manusia ini ternyata memiliki manfaat yang begitu banyak, salah satunya dalam peningkatan kualitas sumberdaya air. Dengan tidak membuang sampah pada tempatnya maka zat-zat berbahaya pada proses penguraian sampah bisa saja tercampur pada tanah sehingga tanah menjadi tercemar dan akhirnya sumberdaya air tanah mengalami penurunan kualitas. Atau bahkan, sampah bisa ikut mengalir pada selokan, sungai, dan badan air lainnya sehingga air secara langsung menjadi tercemar.
Ketiga, kurangi penggunaan kantong plastik. Kantong plastik dengan manfaat sebagai alat pembungkus yang memudahkan dalam membawa barang-barang menjadi pilihan masyarakat saat ini. Namun, kantong plastik ternyata memiliki berbagai dampak negatif pula khususnya bagi lingkungan. Kantong plastik memiliki waktu urai yang sangat lama meskipun sudah tertimbun oleh tanah bertahun-tahun. Lamanya waktu urai plastik berdampak pada munculnya zat-zat kimia yang dapat mencemari tanah sehingga tanah tercemar dan kualitas air tanah menjadi menurun. Selain itu, waktu urai plastik yang lama juga berdampak bagi proses penyerapan air tanah. Plastik yang tidak terurai menyebabkan lapisan tanah sulit bahkan tidak bisa ditembus air dan akar tanaman sehingga peresapan air dan mineral yang menyuburkan tanah berkurang.
Keempat, tanam dan perbanyak pohon di lingkungan kita. Pohon memiliki berbagai manfaat bagi peningkatan kualitas lingkungan. Meningkatkan keindahan, keasrian lingkungan dan sebagai penghasil udara bersih sehingga lingkungan yang memiliki banyak pohon terasa lebih sejuk. Pohon ternyata secara langsung dan tidak langsung juga memiliki manfaat bagi peningkatan kuantitas dan kualitas sumberdaya air. Pohon membantu mempercepat proses penyerapan air ke dalam tanah sehingga cadangan air tanah bertambah. Selain itu beberapa jenis pohon juga memiliki fungsi filtrasi air atau menyaring air sehingga kejernihan dan kemurnian air meningkat.
Kelima, gunakan produk-produk yang ramah lingkungan. Dengan menggunakan produk yang ramah lingkungan maka kita telah berkontribusi dalam memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan. Selain karena produk-produk yang ramah lingkungan dibuat menggunakan bahan baku yang tidak berbahaya serta diproses dengan energi yang lebih sedikit (hemat energi), sisa-sisa penggunaan produk yang ramah lingkungan juga tidak berbahaya bagi lingkungan. Sisa penggunaan produk yang berupa limbah padat dapat terurai secara cepat dan tidak berbahaya bagi kesehatan tanah sehingga air tanah terjaga kualitasnya, dan sisa penggunaan produk berupa limbah cair juga aman bagi lingkungan. Contoh dari aksi ini ialah kita bisa mengganti detergen pencuci baju biasa dengan detergen yang ramah lingkungan. Detergen ramah lingkungan biasanya terbuat dari bahan-bahan alami yang aman bagi lingkungan sehingga saat air bekas cuci baju dialirkan ke selokan atau sungai, maka tidak terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Keenam, perbanyak sumur resapan dan lubang biopori di lingkungan sekitar rumah. Sumur resapan berfungsi menyerap air hujan ke dalam tanah. Sedangkan lubang biopori merupakan lubang silindris yang dibuat pada tanah dengan tujuan untuk penyerapan air. Fungsi dari pembuatan sumur resapan dan lubang biopori membantu proses penyerapan air ke dalam tanah sehingga cadangan air tanah bertambah. Pembuatan sumur resapan dilakukan dengan menggali tanah sampai kedalaman tertentu, memberikan perkerasan pada dinding sumur, kemudian mengisi lubang dengan pecahan batu, batu bata, dan ijuk yang disusun bertingkat dengan tujuan sebagai filtrasi air atau penyaring air, lalu sumur ditutup dengan tutup yang terbuat dari plat beton. Jangan lupa memberikan pipa penyalur sehingga air hujan yang jatuh ke atap ataupun saluran drainase dapat memasuki sumur resapan. Hal yang penting lagi, peletakan sumur resapan harus memiliki jarak dengan septictank minimal lima meter agar air yang terserap tidak tercemari limbah septictank. Sedangkan pembuatan lubang biopori dilakukan dengan cara membuat lubang silindris pada tanah dengan diameter ±10 cm dan kedalaman ±100 cm, kemudian mengisi lubang tersebut dengan sampah-sampah organik dengan tujuan mendatangkan organisme dan mikroorganisme tanah sehingga kesehatan tanah meningkat, lalu menutup lubang dengan tutup/kawat penyaring. Jarak antar lubang biopori ialah ±50-100 cm. Pembuatan sumur resapan dan lubang biopori ini memang membutuhkan sedikit usaha, namun jika dibandingkan dengan manfaat yang diterima maka usaha tersebut terbayarkan.
Ketujuh, penataan ruang yang berkelanjutan. Ranah ini menjadi kewenangan pemerintah bagaimana upayanya dalam menata ruang kota/wilayahnyanya berkelanjutan. Akan tetapi ada peran kita sebagai masyarakat untuk memberikan masukan dan melaksanakan hasil kesepakatan dalam penataan ruang. Kriterianya adalah penataan ruang didasarkan pertimbangan aspek daya dukung lahan, daya tampung, konsisten mengalokasikan ruang terbuka hijau (RTH) publik sebesar 20% dari luas wilayah, mengikutsertakan masyarakat (partisipasi masyarakat) dalam merencanakan, memanfaatkan dan mengawasi pemanfatan ruang, konsisten menetapkan kawasan lindung bebas dari pemanfaatan yang mengganggu fungsi perlindungan, menetapkan kawasan rawan bencana sebagai kawasan lindung, mengelola sampah kota dengan baik, membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal di lingkungan permukiman maupun kawasan industri, serta memaksimalkan air hujan meresap kedalam tanah. Kecenderungannya manajemen perkotaan saat ini berpikir bahwa ketika terjadi hujan adalah bagaimana air hujan segera masuk selokan, kemudian mengalir ke sungai dan ke laut. Pola ini tentu jauh dari berkelanjutan karena air hujan yang merupakan berkah sudah selayaknya harus disimpan yang nantinya bisa dimanfaatkan ketika musim kemarau.
Dengan melakukan tujuh aksi tersebut maka upaya menjaga kuantitas dan kualitas air yang mendapatkan hasil yang lebih baik. Harapannya keseimbangan kuantitas dan kualitas sumberdaya air di muka bumi tetap terjaga dan tetap dapat dinikmati oleh generasi penerus.